Waralaba (franchise) yang
berarti hak atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa
maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah
perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI)
atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Waralaba
(franchise) sebenarnya merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal
oleh dunia, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin
jahit Singer di Amerika Serikat, pada tahun l851, yang kemudian diikuti oleh
General Motors Industry pada tahun l898.
Dalam
perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di
tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis
(business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua.
Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negeri asalnya,
Amerika Serikat menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis
diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang
ada di AS. Sedangkan di Kerajaan Inggris (UK) berkembangnya waralaba dirintis
oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada dekade 60-an.
Perkembangan waralaba di Indonesia
1. Perkembangan franchise pada tahun 1970an :
Keberadaan KFC, Swensen, dan Shake Pisa pada tahun 1970an, mengawali hadirnya konsep franchising atau yang lebih dikenal dengan istilah waralaba di Indonesia yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.
1. Perkembangan franchise pada tahun 1970an :
Keberadaan KFC, Swensen, dan Shake Pisa pada tahun 1970an, mengawali hadirnya konsep franchising atau yang lebih dikenal dengan istilah waralaba di Indonesia yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.
2. Perkembangan franchise pada tahun 1980an
Bisnis franchise mengalami perkembangan pada era ini. Ini terbukti dengan masuknya berbagai usaha franchise pada tahun 1985 terutama pada bisnis makanan, seperti : Pizza Hut, Mc. Donald, dalam bisnis eceran seperti : Carefour, Smart dll.
Bisnis franchise mengalami perkembangan pada era ini. Ini terbukti dengan masuknya berbagai usaha franchise pada tahun 1985 terutama pada bisnis makanan, seperti : Pizza Hut, Mc. Donald, dalam bisnis eceran seperti : Carefour, Smart dll.
3. Perkembangan franchise pada tahun 1990an :
Perkembangan franchise di Indonesia semakin signifikan memasuki tahun 1990an terutama jenis franchise yang berasal dari luar negeri yang berjumlah 29, 6 franchise yang berasal dari domestik dan tersebar kurang lebih sebanyak 300 outlet di Indonesia pada tahun 1992. Franchise menarik perhatian para investor terutama investor asing untuk ikut serta dalam menanamkan modalnya di Indonesia karena telah di rasa bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, politik yang telah stabil, dan keamanan yang terjamin. Pada tahun 1997, jumlah perkembangannya mengalami peningkatan kembali dengan 235 franchise berasal dari luar negeri dan 30 franchise lokal sehingga jika dijumlah menjadi 265 dengan jumlah outlet sebanyak kurang lebih 2000. Namun pada tahun 1998 industri franchise di Indonesia jatuh dikarenakan krisis ekonomi yang yang melanda negeri ini pada tahun 1997. Kondisi ini mengakibatkan banyak investor (franchisor) asing yang hengkang dari Indonesia dan kurang lebih 500 outlet terpaksa ditutup karena kondisi yang tidak memungkinkan ini. Tapi kondisi seperti ini justru menguntungkan bagi Indonesia karena franchise lokal mulai memadati pasar franchise dari 30 merek dagang menjadi 85 yang berkembang.
Perkembangan franchise di Indonesia semakin signifikan memasuki tahun 1990an terutama jenis franchise yang berasal dari luar negeri yang berjumlah 29, 6 franchise yang berasal dari domestik dan tersebar kurang lebih sebanyak 300 outlet di Indonesia pada tahun 1992. Franchise menarik perhatian para investor terutama investor asing untuk ikut serta dalam menanamkan modalnya di Indonesia karena telah di rasa bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, politik yang telah stabil, dan keamanan yang terjamin. Pada tahun 1997, jumlah perkembangannya mengalami peningkatan kembali dengan 235 franchise berasal dari luar negeri dan 30 franchise lokal sehingga jika dijumlah menjadi 265 dengan jumlah outlet sebanyak kurang lebih 2000. Namun pada tahun 1998 industri franchise di Indonesia jatuh dikarenakan krisis ekonomi yang yang melanda negeri ini pada tahun 1997. Kondisi ini mengakibatkan banyak investor (franchisor) asing yang hengkang dari Indonesia dan kurang lebih 500 outlet terpaksa ditutup karena kondisi yang tidak memungkinkan ini. Tapi kondisi seperti ini justru menguntungkan bagi Indonesia karena franchise lokal mulai memadati pasar franchise dari 30 merek dagang menjadi 85 yang berkembang.
4. Perkembangan franchise pada tahun
2000an-sekarang :
Memasuki abad ke-20, perkembangan franchise di Indonesia semakin meningkat. Khususnya pada franchise lokal yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan untuk usaha franchise asing relative stabil karena hanya mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak cukup tinggi.
Memasuki abad ke-20, perkembangan franchise di Indonesia semakin meningkat. Khususnya pada franchise lokal yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan untuk usaha franchise asing relative stabil karena hanya mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak cukup tinggi.
Format
bisnis waralaba memang tak dapat dipungkiri eksistensinya dan mengingat
kecilnya risiko kegagalan yang mungkin timbul dalam menjalankan usaha khususnya
bagi pengusaha-pengusaha pemula. Di Indonesia, waralaba sebagai format bisnis
mulai dikenal pada awal dekade 80-an. Jaringan bisnis ini berkembang sangat
pesat dalam waktu yang singkat, bahkan menurut data di Deperindag RI hingga
tahun l997 (sebelum terjadinya Krisis Moneter) telah terdaftar lebih dari 250
perusahaan sebagai penerima waralaba (franchisee) dari suatu waralaba asing,
dan tersebar di beberapa bidang usaha. Sedangkan Franchise (waralaba) generasi
pertama yang cenderung disebut lisensi memang telah lebih dahulu dikenal,
antara lain seperti; Coca-cola, obat-obatan,dsb.
Coca Cola merupakan waralaba generasi pertama
yang lebih dulu dikenal.
Pesatnya
perkembangan Waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena didukung oleh
jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik, disamping pola makan
masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan diluar rumah.
Di
sisi lain, perusahaan lokal yang telah mengembangkan usahanya dengan
mempergunakan format bisnis waralaba jumlahnya tidaklah sebanyak waralaba asing
banyak atau hanya sekitar 10 persen dari jumlah waralaba asing yang ada di
Indonesia.
Franchise Yang Terkenal Dari Dulu Sampai Saat
Ini
Indomaret
telah menjadi salah satu waralaba tersukses di Indonesia, tentunya pencapaian
ini tidak dapat diraih dengan mudah. Kesungguhan dan kejelian mencari peluang
menjadi salah satu factor penentu kesuksesan mereka.
Perkembangan Bisnis Minimarket Indomaret
Indomaret merupakan
salah satu perusahaan waralaba ritel kebutuhan sehari-hari yang bisa dikatakan
sebagai yang terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia. Perusahaan tersebut
pertama kali dikembangkan sebagai anak perusahaan dari Grup Salim, korporat
usaha besar yang di pimpin oleh pengusaha sukses asli indonesia Sudono Salim.
Berbekal
pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen, keterampilan pengoperasian toko dan
pergeseran perilaku belanja masyarakat ke gerai modern, maka muncul keinginan
untuk memperluas jaringan Indomaret. Niat ini diwujudkan dengan mendirikan
badan hukum PT. Indomarco Prismatama dengan brand Indomaret yang memiliki visi
“Menjadi jaringan ritel yang unggul” serta moto “Mudah dan Hemat”.
Pada
mulanya Indomaret hanya mendirikan gerai di perumahan, mereka menyediakan
kebutuhan pokok sehari-hari, serta memiliki luas toko sekitar 200 m2 yang ada
di wilayah Kalimantan pada tahun 1988. Seiring dengan berjalannya waktu dan
meningkatnya kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di berbagai
kawasan perumahan, perkantoran, niaga, wisata dan apartemen.
Setelah
mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan jaringan ritel dalam
skala besar, manajemen berkomitmen untuk menjadikan Indomaret sebagai aset
nasional. Seluruh pemikiran dan pengoperasian perusahaan pun ditangani
sepenuhnya oleh putra putri Indonesia. Indomaret ingin berbagi kepada
masyarakat Indonesia melalui bisnis waralaba dan juga mampu bersaing dalam
persaingan global. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yaitu “menjadi asset
nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan
global”.
Konsep
bisnis waralaba Indomaret adalah yang pertama dan merupakan pelopor di bidang
minimarket di Indonesia. Masyarakat pun menyambut positif hadirnya Indomaret
ini, terbukti dengan peningkatan jumlah terwaralaba Indomaret dari waktu ke
waktu. Konsep bisnis ini juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang
diberikan kepada Indomaret selaku “Perusahaan Waralaba Unggul 2003”.
Penghargaan semacam ini adalah yang pertama kalinya diberikan kepada perusahaan
minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya.
Awalnya
pada tahun 1997, Indomaret memperkenalkan sistem kemitraan dengan membuka
peluang bagi masyarakat untuk turut serta memiliki dan mengelola sendiri gerai
Indomaret. Mitra usaha waralaba ini meliputi koperasi, badan usaha dan
perorangan. Persyaratan bisnis waralaba dirancang sederhana
dan ekonomis sehingga memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dan memiliki
usaha ini dengan sikap saling percaya dan menguntungkan. Hingga Agustus 2013,
gerai waralaba Indomaret telah mencapap 2.910 buah.
Saat
ini Indomaret telah memiliki 8.814 gerai di wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatera
dan Sulawesi. Pembagian kepemilikannya adalah 60% gerai milik perusahaan dan
40% gerai milik Terwaralaba. Kini keberadaan Indomaret semakin diperkuat dengan
kehadiran Indogrosir yang merupakan anak perusahaan dengan konsep bisnis Pusat
Perkulakan. Sebagian besar pasokan barang untuk seluruh gerai berasal dari 17
pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 4.800 produk. Produk
yang disediakan berupa produk food, nonfood, general merchandise, dan fresh
product. Pengadaan produk Indomaret didukung lebih dari 1.000 pemasok berskala
nasional termasuk UMKM. Indomaret pun mengembangkan lebih dari 200 produk
private label dengan harga ekonomis dan kualitas prima.
Franchise Yang Dulu Terkenal, Sekarang Tidak
BreadStory.
Bisnis
toko roti dari Malaysia yang didirikan oleh eks pemilik portal matamata.comyang
mirip kapanlagi.com namun gagal ternyata menghilang juga toko
rotinya. Toko roti Breadstory ini muncul setelah munculnya Breadtalk di
Indonesia yang memunculkan konsep teater dalam pembuatan roti.
Sumber :