Minggu, 30 November 2014

FRANCHISE (WARALABA)

Waralaba (franchise) yang berarti hak atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Waralaba (franchise) sebenarnya merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal oleh dunia, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin jahit Singer di Amerika Serikat, pada tahun l851, yang kemudian diikuti oleh General Motors Industry pada tahun l898.
Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negeri asalnya, Amerika Serikat menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Kerajaan Inggris (UK) berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada dekade 60-an.
Perkembangan waralaba di Indonesia
1. Perkembangan franchise pada tahun 1970an :
Keberadaan KFC, Swensen, dan Shake Pisa pada tahun 1970an, mengawali hadirnya konsep franchising atau yang lebih dikenal dengan istilah waralaba di Indonesia yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.
2. Perkembangan franchise pada tahun 1980an
Bisnis franchise mengalami perkembangan pada era ini. Ini terbukti dengan masuknya berbagai usaha franchise pada tahun 1985 terutama pada bisnis makanan, seperti : Pizza Hut, Mc. Donald, dalam bisnis eceran seperti : Carefour, Smart dll.
3. Perkembangan franchise pada tahun 1990an :
Perkembangan franchise di Indonesia semakin signifikan memasuki tahun 1990an terutama jenis franchise yang berasal dari luar negeri yang berjumlah 29, 6 franchise yang berasal dari domestik dan tersebar kurang lebih sebanyak 300 outlet di Indonesia pada tahun 1992. Franchise menarik perhatian para investor terutama investor asing untuk ikut serta dalam menanamkan modalnya di Indonesia karena telah di rasa bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, politik yang telah stabil, dan keamanan yang terjamin. Pada tahun 1997, jumlah perkembangannya mengalami peningkatan kembali dengan 235 franchise berasal dari luar negeri dan 30 franchise lokal sehingga jika dijumlah menjadi 265 dengan jumlah outlet sebanyak kurang lebih 2000. Namun pada tahun 1998 industri franchise di Indonesia jatuh dikarenakan krisis ekonomi yang yang melanda negeri ini pada tahun 1997. Kondisi ini mengakibatkan banyak investor (franchisor) asing yang hengkang dari Indonesia dan kurang lebih 500 outlet terpaksa ditutup karena kondisi yang tidak memungkinkan ini. Tapi kondisi seperti ini justru menguntungkan bagi Indonesia karena franchise lokal mulai memadati pasar franchise dari 30 merek dagang menjadi 85 yang berkembang.
4. Perkembangan franchise pada tahun 2000an-sekarang :
Memasuki abad ke-20, perkembangan franchise di Indonesia semakin meningkat. Khususnya pada franchise lokal yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan untuk usaha franchise asing relative stabil karena hanya mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak cukup tinggi.
Format bisnis waralaba memang tak dapat dipungkiri eksistensinya dan mengingat kecilnya risiko kegagalan yang mungkin timbul dalam menjalankan usaha khususnya bagi pengusaha-pengusaha pemula. Di Indonesia, waralaba sebagai format bisnis mulai dikenal pada awal dekade 80-an. Jaringan bisnis ini berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat, bahkan menurut data di Deperindag RI hingga tahun l997 (sebelum terjadinya Krisis Moneter) telah terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai penerima waralaba (franchisee) dari suatu waralaba asing, dan tersebar di beberapa bidang usaha. Sedangkan Franchise (waralaba) generasi pertama yang cenderung disebut lisensi memang telah lebih dahulu dikenal, antara lain seperti; Coca-cola, obat-obatan,dsb.

Coca Cola merupakan waralaba generasi pertama yang lebih dulu dikenal.

Pesatnya perkembangan Waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena didukung oleh jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik, disamping pola makan masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan diluar rumah.
Di sisi lain, perusahaan lokal yang telah mengembangkan usahanya dengan mempergunakan format bisnis waralaba jumlahnya tidaklah sebanyak waralaba asing banyak atau hanya sekitar 10 persen dari jumlah waralaba asing yang ada di Indonesia.

Franchise Yang Terkenal Dari Dulu Sampai Saat Ini

Indomaret telah menjadi salah satu waralaba tersukses di Indonesia, tentunya pencapaian ini tidak dapat diraih dengan mudah. Kesungguhan dan kejelian mencari peluang menjadi salah satu factor penentu kesuksesan mereka.
Perkembangan Bisnis Minimarket Indomaret
Indomaret merupakan salah satu perusahaan waralaba ritel kebutuhan sehari-hari yang bisa dikatakan sebagai yang terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia. Perusahaan tersebut pertama kali dikembangkan sebagai anak perusahaan dari Grup Salim, korporat usaha besar yang di pimpin oleh pengusaha sukses asli indonesia Sudono Salim.
Berbekal pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen, keterampilan pengoperasian toko dan pergeseran perilaku belanja masyarakat ke gerai modern, maka muncul keinginan untuk memperluas jaringan Indomaret. Niat ini diwujudkan dengan mendirikan badan hukum PT. Indomarco Prismatama dengan brand Indomaret yang memiliki visi “Menjadi jaringan ritel yang unggul” serta moto “Mudah dan Hemat”.
Pada mulanya Indomaret hanya mendirikan gerai di perumahan, mereka menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, serta memiliki luas toko sekitar 200 m2 yang ada di wilayah Kalimantan pada tahun 1988. Seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di berbagai kawasan perumahan, perkantoran, niaga, wisata dan apartemen.
Setelah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan jaringan ritel dalam skala besar, manajemen berkomitmen untuk menjadikan Indomaret sebagai aset nasional. Seluruh pemikiran dan pengoperasian perusahaan pun ditangani sepenuhnya oleh putra putri Indonesia. Indomaret ingin berbagi kepada masyarakat Indonesia melalui bisnis waralaba dan juga mampu bersaing dalam persaingan global. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yaitu “menjadi asset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global”.
Konsep bisnis waralaba Indomaret adalah yang pertama dan merupakan pelopor di bidang minimarket di Indonesia. Masyarakat pun menyambut positif hadirnya Indomaret ini, terbukti dengan peningkatan jumlah terwaralaba Indomaret dari waktu ke waktu. Konsep bisnis ini juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang diberikan kepada Indomaret selaku “Perusahaan Waralaba Unggul 2003”. Penghargaan semacam ini adalah yang pertama kalinya diberikan kepada perusahaan minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya.
Awalnya pada tahun 1997, Indomaret memperkenalkan sistem kemitraan dengan membuka peluang bagi masyarakat untuk turut serta memiliki dan mengelola sendiri gerai Indomaret. Mitra usaha waralaba ini meliputi koperasi, badan usaha dan perorangan. Persyaratan bisnis waralaba dirancang sederhana dan ekonomis sehingga memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dan memiliki usaha ini dengan sikap saling percaya dan menguntungkan. Hingga Agustus 2013, gerai waralaba Indomaret telah mencapap 2.910 buah.
Saat ini Indomaret telah memiliki 8.814 gerai di wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatera dan Sulawesi. Pembagian kepemilikannya adalah 60% gerai milik perusahaan dan 40% gerai milik Terwaralaba. Kini keberadaan Indomaret semakin diperkuat dengan kehadiran Indogrosir yang merupakan anak perusahaan dengan konsep bisnis Pusat Perkulakan. Sebagian besar pasokan barang untuk seluruh gerai berasal dari 17 pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 4.800 produk. Produk yang disediakan berupa produk food, nonfood, general merchandise, dan fresh product. Pengadaan produk Indomaret didukung lebih dari 1.000 pemasok berskala nasional termasuk UMKM. Indomaret pun mengembangkan lebih dari 200 produk private label dengan harga ekonomis dan kualitas prima.

Franchise Yang Dulu Terkenal, Sekarang Tidak

BreadStory.
Bisnis toko roti dari Malaysia yang didirikan oleh eks pemilik portal matamata.comyang mirip kapanlagi.com namun gagal ternyata menghilang juga toko rotinya. Toko roti Breadstory ini muncul setelah munculnya Breadtalk di Indonesia yang memunculkan konsep teater dalam pembuatan roti.


Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar