WorldCom pada saat itu sebenarnya
merupakan perusahaan telekomunikasi yang besar. Dengan jumlah karyawan mencapai
80.000, WorldCom menyediakan layanan telepon jarak jauh dan memilikibackbone jaringan
Internet terbesar. WorldCom berawal dari merger perusahaan Long
Distance Discount Services, Inc (LDDS) dengan Advantage
Companies Inc. Bernard Ebbers yang sebagai pendiri LDDS ditunjuk sebagai CEO
WorldCom.
WorldCom setelah menyatakan diri pailit
menggantikan namanya menjadi MCI Inc dan belakangan diakuisisi Verizon
Communication pada tahun 2005.
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi
tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh dot-com buble. Pendapatan mengalami
penurunan dan utang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan.
Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO
dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan
cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh :
1. Mereka
membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan
pengeluaran.
2. Mereka
meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun
pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi”.
Cynthia Cooper salah satu auditor internal
WorldCom merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pelaporan keuangan di situ.
Kecurigaannya semakin nyata ketika dia menanyakan perihal keuangan kepada
Sullivan, sang CFO yang dibalas dengan menyuruhnya untuk tidak ikut campur.
Pada masa-masa itu WorldCom menggunakan jasa
perusahaan Arthur Andersen sebagai auditor eksternal independen. Sedangkan
Arthur Andersen sendiri dalam terlilit skandal Enron tidak lama yang lalu. Jadi
bisa dibilang kredibilitas perusahaan Arthur Andersen sendiri mulai
dipertanyakan.
Cynthia Cooper saat itu menjabat sebagai Vice
President dalam divisi Internal Audit WorldCom. Cynthia bersama beberapa
rekannya membentuk sebuah tim kecil untuk melakukan investigasi. Mereka harus
mengaudit keuangan pada malam hari secara sembunyi-sembunyi supaya tidak
diketahui atasan untuk mencari kebenaran. Tetapi perjuangan para tim ini
tidaklah sia-sia. Pada bulan Mei mereka berhasil menemukan sebuah lubang pada
laporan keuangan perusahaan mereka.
Cynthia lalu memutuskan menghubungi kepala
komite audit mengenai penemuan timnya. Pada tanggal 20 Juni diselenggarakan
rapat komite audit dewan direksi untuk mendengarkan Cynthia dan Sullivan. Pada
pertemuan itu sang CFO berusaha menjelaskan strategi akuntasi yang dilakukan
dia dan berusaha mendapat dukungan dari para dewan, namun gagal. Pada tanggal
24 Juni, komite audit meminta Sullivan dan Myers untuk mengundurkan diri
sebelum rapat dewan direksi hari berikutnya jika tidak ingin diberhentikan. Sedangkan
Sullivan enggan mengundurkan diri, sehingga dipecat.
Pada hari berikutnya WorldCom mengumumkan
kenyataan keadaan keuangan perusahaan mereka keluar. Akhirnya seluruh dunia
mengetahui kalau perusahaan ini telah memalsukan pendapatannya sebanyak 3,8
miliar dolar US. Perusahaan WorldCom kemudian menyatakan dirinya pailit.
Kebangkrutan WorldCom merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika
pada saat itu dengan nilai asetnya sebesar 103,9 miliar dolar US. Ebbers
akhirnya diganjar penjara selama 25 tahun karena terbukti ikut terlibat dalam
penipuan pelaporan akutansi. Sedangkan Sullivan sendiri dikenakan hukuman 5
tahun penjara.
Peristiwa ini membuktikan sebuah perusahaan
yang dari luar terlihat normal sebenarnya bisa saja merupakan sebuah ilusi yang
menyesatkan para pemegang saham. Umumnya ilusi yang dipancarkan oleh perusahaan
ini tidak lain adalah laporan keuangan yang dipalsukan.
Sumber :
http://www.computesta.com/blog/2012/05/worldcom-kebangkrutan-besar-yang-penuh-skandal/#.VHuXL9JCfhA
0 komentar:
Posting Komentar