Manusia Gerobak adalah fenomena
yang lazim dijumpai di jalan-jalan kota Jakarta. Manusia gerobak hidup bebas di
jalanan, kolong jembatan, areal pasar, pertokoan, terminal dan stasiun. Mereka
tidak memiliki akses pendidikan, kesehatan, air bersih dan tempat tinggal yang
layak. Bahkan mereka juga sering dieksploitasi. Manusia gerobak merupakan
sebuah kisah nyata kemiskinan ibu kota yang membutuhkan perhatian multipihak.
Disebut manusia gerobak karena
gerobak adalah ciri khas mereka. Gerobak yang mereka bawa kesana-kemari
fungsinya tidak hanya untuk menampung barang bekas dari hasil memulung, namun
gerobak itu juga dipakai untuk menyimpan kebutuhan sehari-hari dan tempat untuk
tidur. Gerobak merupakan rumah untuk mereka.
Kita bisa melihat video berikut ini, yaitu
tentang manusia gerobak yang berada di ibu kota, Jakarta:
Dari video tersebut, bisa kita
lihat bahwa Rina, yang merantau dari Lampung untuk mengadu nasib ke Jakarta. Ia
tinggal di gerobak bersama putranya. Dan contoh manusia gerobak lainnya yaitu Wagiran,
yang berasal dari Semarang (Jawa Tengah). Pekerja Wagiran dulu adalah seorang
pesuruh kantor. Namun, sejak diberhentikan sebagai pesuruh kantor, Wagiran
menetapkan diri untuk tinggal di gerobak dan mencari uang dengan gerobaknya
tersebut. Seperti mencari barang bekas yang bisa dia jual kembali.
Itulah dua contoh manusia
gerobak yang ada di Jakarta. Masih banyak sekali manusia-manusia gerobak
lainnya. Lalu, bagaimana pemerintah menanggapi tentang maraknya manusia gerobak
yang masih banyak sekali berkeliaran di Ibu Kota?
Banyak sekali upaya pemerintah
untuk membantu manusia gerobak ini untuk menjalani hidup yang lebih baik. Seperti
memulangkan manusia gerobak ini ke kampong halamannya masing-masing. Tetapi,
upaya tersebut tidaklah 100% berhasil. Karena masih banyak manusia gerobak
tersebut kembali lagi ke Jakarta.
Upaya lainnya yang pemerintah
lakukan adalah menampung manusia-manusia gerobak tersebut di Panti/Yayasan
Sosial. Dan cara ini lumayan berhasil membuat manusia gerobak untuk tinggal di
Yayasan Sosial. Yayasan-yayasan Sosial tersebut juga tidak hanya untuk
menampung manusia gerobak untuk tinggal disana saja, tetapi ada beberapa Yayasan
Sosial yang memberi pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan pendampingan anak
dan remaja dan menyalurkan donasi pihak ketiga kepada keluarga manusia gerobak.
Contohnya seperti Yayasan Gema Nusantara, Yayasan Bakti Nurul Iman, Yayasan
Rumah Singgah Ciliwung, Yayasan Pelita dan Yayasan Kenari memiliki program
khusus untuk Manusia gerobak.
Itulah
beberapa hal tentang manusia gerobak yang masih banyak terdapat di Jakarta. Banyak
sekali upaya pemerintah untuk menangani masalah terhadap manusia gerobak
tersebut. Apalagi keberadaan manusia gerobak tersebut juga merupakan dampak
dari tidak meratanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sumber :
http://www.indonesiafightpoverty.com/2014/03/19/manusia-gebobak-kisah-nyata-kemiskinan-ibu-kota/
https://www.youtube.com/watch?v=kAcqHuDPiLk
0 komentar:
Posting Komentar