Minggu, 30 November 2014

FRANCHISE (WARALABA)

Waralaba (franchise) yang berarti hak atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Waralaba (franchise) sebenarnya merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal oleh dunia, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin jahit Singer di Amerika Serikat, pada tahun l851, yang kemudian diikuti oleh General Motors Industry pada tahun l898.
Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negeri asalnya, Amerika Serikat menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan di Kerajaan Inggris (UK) berkembangnya waralaba dirintis oleh J Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg, pada dekade 60-an.
Perkembangan waralaba di Indonesia
1. Perkembangan franchise pada tahun 1970an :
Keberadaan KFC, Swensen, dan Shake Pisa pada tahun 1970an, mengawali hadirnya konsep franchising atau yang lebih dikenal dengan istilah waralaba di Indonesia yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.
2. Perkembangan franchise pada tahun 1980an
Bisnis franchise mengalami perkembangan pada era ini. Ini terbukti dengan masuknya berbagai usaha franchise pada tahun 1985 terutama pada bisnis makanan, seperti : Pizza Hut, Mc. Donald, dalam bisnis eceran seperti : Carefour, Smart dll.
3. Perkembangan franchise pada tahun 1990an :
Perkembangan franchise di Indonesia semakin signifikan memasuki tahun 1990an terutama jenis franchise yang berasal dari luar negeri yang berjumlah 29, 6 franchise yang berasal dari domestik dan tersebar kurang lebih sebanyak 300 outlet di Indonesia pada tahun 1992. Franchise menarik perhatian para investor terutama investor asing untuk ikut serta dalam menanamkan modalnya di Indonesia karena telah di rasa bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, politik yang telah stabil, dan keamanan yang terjamin. Pada tahun 1997, jumlah perkembangannya mengalami peningkatan kembali dengan 235 franchise berasal dari luar negeri dan 30 franchise lokal sehingga jika dijumlah menjadi 265 dengan jumlah outlet sebanyak kurang lebih 2000. Namun pada tahun 1998 industri franchise di Indonesia jatuh dikarenakan krisis ekonomi yang yang melanda negeri ini pada tahun 1997. Kondisi ini mengakibatkan banyak investor (franchisor) asing yang hengkang dari Indonesia dan kurang lebih 500 outlet terpaksa ditutup karena kondisi yang tidak memungkinkan ini. Tapi kondisi seperti ini justru menguntungkan bagi Indonesia karena franchise lokal mulai memadati pasar franchise dari 30 merek dagang menjadi 85 yang berkembang.
4. Perkembangan franchise pada tahun 2000an-sekarang :
Memasuki abad ke-20, perkembangan franchise di Indonesia semakin meningkat. Khususnya pada franchise lokal yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan untuk usaha franchise asing relative stabil karena hanya mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak cukup tinggi.
Format bisnis waralaba memang tak dapat dipungkiri eksistensinya dan mengingat kecilnya risiko kegagalan yang mungkin timbul dalam menjalankan usaha khususnya bagi pengusaha-pengusaha pemula. Di Indonesia, waralaba sebagai format bisnis mulai dikenal pada awal dekade 80-an. Jaringan bisnis ini berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat, bahkan menurut data di Deperindag RI hingga tahun l997 (sebelum terjadinya Krisis Moneter) telah terdaftar lebih dari 250 perusahaan sebagai penerima waralaba (franchisee) dari suatu waralaba asing, dan tersebar di beberapa bidang usaha. Sedangkan Franchise (waralaba) generasi pertama yang cenderung disebut lisensi memang telah lebih dahulu dikenal, antara lain seperti; Coca-cola, obat-obatan,dsb.

Coca Cola merupakan waralaba generasi pertama yang lebih dulu dikenal.

Pesatnya perkembangan Waralaba daerah perkotaan di Indonesia, karena didukung oleh jumlah populasi yang tinggi dan daya beli yang baik, disamping pola makan masyarakat bisnis (middle-up) yang cenderung makan diluar rumah.
Di sisi lain, perusahaan lokal yang telah mengembangkan usahanya dengan mempergunakan format bisnis waralaba jumlahnya tidaklah sebanyak waralaba asing banyak atau hanya sekitar 10 persen dari jumlah waralaba asing yang ada di Indonesia.

Franchise Yang Terkenal Dari Dulu Sampai Saat Ini

Indomaret telah menjadi salah satu waralaba tersukses di Indonesia, tentunya pencapaian ini tidak dapat diraih dengan mudah. Kesungguhan dan kejelian mencari peluang menjadi salah satu factor penentu kesuksesan mereka.
Perkembangan Bisnis Minimarket Indomaret
Indomaret merupakan salah satu perusahaan waralaba ritel kebutuhan sehari-hari yang bisa dikatakan sebagai yang terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia. Perusahaan tersebut pertama kali dikembangkan sebagai anak perusahaan dari Grup Salim, korporat usaha besar yang di pimpin oleh pengusaha sukses asli indonesia Sudono Salim.
Berbekal pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen, keterampilan pengoperasian toko dan pergeseran perilaku belanja masyarakat ke gerai modern, maka muncul keinginan untuk memperluas jaringan Indomaret. Niat ini diwujudkan dengan mendirikan badan hukum PT. Indomarco Prismatama dengan brand Indomaret yang memiliki visi “Menjadi jaringan ritel yang unggul” serta moto “Mudah dan Hemat”.
Pada mulanya Indomaret hanya mendirikan gerai di perumahan, mereka menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, serta memiliki luas toko sekitar 200 m2 yang ada di wilayah Kalimantan pada tahun 1988. Seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan pasar, Indomaret terus menambah gerai di berbagai kawasan perumahan, perkantoran, niaga, wisata dan apartemen.
Setelah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan jaringan ritel dalam skala besar, manajemen berkomitmen untuk menjadikan Indomaret sebagai aset nasional. Seluruh pemikiran dan pengoperasian perusahaan pun ditangani sepenuhnya oleh putra putri Indonesia. Indomaret ingin berbagi kepada masyarakat Indonesia melalui bisnis waralaba dan juga mampu bersaing dalam persaingan global. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yaitu “menjadi asset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global”.
Konsep bisnis waralaba Indomaret adalah yang pertama dan merupakan pelopor di bidang minimarket di Indonesia. Masyarakat pun menyambut positif hadirnya Indomaret ini, terbukti dengan peningkatan jumlah terwaralaba Indomaret dari waktu ke waktu. Konsep bisnis ini juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang diberikan kepada Indomaret selaku “Perusahaan Waralaba Unggul 2003”. Penghargaan semacam ini adalah yang pertama kalinya diberikan kepada perusahaan minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya.
Awalnya pada tahun 1997, Indomaret memperkenalkan sistem kemitraan dengan membuka peluang bagi masyarakat untuk turut serta memiliki dan mengelola sendiri gerai Indomaret. Mitra usaha waralaba ini meliputi koperasi, badan usaha dan perorangan. Persyaratan bisnis waralaba dirancang sederhana dan ekonomis sehingga memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dan memiliki usaha ini dengan sikap saling percaya dan menguntungkan. Hingga Agustus 2013, gerai waralaba Indomaret telah mencapap 2.910 buah.
Saat ini Indomaret telah memiliki 8.814 gerai di wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatera dan Sulawesi. Pembagian kepemilikannya adalah 60% gerai milik perusahaan dan 40% gerai milik Terwaralaba. Kini keberadaan Indomaret semakin diperkuat dengan kehadiran Indogrosir yang merupakan anak perusahaan dengan konsep bisnis Pusat Perkulakan. Sebagian besar pasokan barang untuk seluruh gerai berasal dari 17 pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 4.800 produk. Produk yang disediakan berupa produk food, nonfood, general merchandise, dan fresh product. Pengadaan produk Indomaret didukung lebih dari 1.000 pemasok berskala nasional termasuk UMKM. Indomaret pun mengembangkan lebih dari 200 produk private label dengan harga ekonomis dan kualitas prima.

Franchise Yang Dulu Terkenal, Sekarang Tidak

BreadStory.
Bisnis toko roti dari Malaysia yang didirikan oleh eks pemilik portal matamata.comyang mirip kapanlagi.com namun gagal ternyata menghilang juga toko rotinya. Toko roti Breadstory ini muncul setelah munculnya Breadtalk di Indonesia yang memunculkan konsep teater dalam pembuatan roti.


Sumber :

WORLDCOM

WorldCom pada saat itu sebenarnya merupakan perusahaan telekomunikasi yang besar. Dengan jumlah karyawan mencapai 80.000, WorldCom menyediakan layanan telepon jarak jauh dan memilikibackbone jaringan Internet terbesar. WorldCom berawal dari merger perusahaan Long Distance Discount Services, Inc (LDDS) dengan Advantage Companies Inc. Bernard Ebbers yang sebagai pendiri LDDS ditunjuk sebagai CEO WorldCom.
WorldCom setelah menyatakan diri pailit menggantikan namanya menjadi MCI Inc dan belakangan diakuisisi Verizon Communication pada tahun 2005.
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh dot-com buble. Pendapatan mengalami penurunan dan utang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh :
1.      Mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran.

2.      Mereka meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi”.
Cynthia Cooper salah satu auditor internal WorldCom merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pelaporan keuangan di situ. Kecurigaannya semakin nyata ketika dia menanyakan perihal keuangan kepada Sullivan, sang CFO yang dibalas dengan menyuruhnya untuk tidak ikut campur.
Pada masa-masa itu WorldCom menggunakan jasa perusahaan Arthur Andersen sebagai auditor eksternal independen. Sedangkan Arthur Andersen sendiri dalam terlilit skandal Enron tidak lama yang lalu. Jadi bisa dibilang kredibilitas perusahaan Arthur Andersen sendiri mulai dipertanyakan.
Cynthia Cooper saat itu menjabat sebagai Vice President dalam divisi Internal Audit WorldCom. Cynthia bersama beberapa rekannya membentuk sebuah tim kecil untuk melakukan investigasi. Mereka harus mengaudit keuangan pada malam hari secara sembunyi-sembunyi supaya tidak diketahui atasan untuk mencari kebenaran. Tetapi perjuangan para tim ini tidaklah sia-sia. Pada bulan Mei mereka berhasil menemukan sebuah lubang pada laporan keuangan perusahaan mereka.
Cynthia lalu memutuskan menghubungi kepala komite audit mengenai penemuan timnya. Pada tanggal 20 Juni diselenggarakan rapat komite audit dewan direksi untuk mendengarkan Cynthia dan Sullivan. Pada pertemuan itu sang CFO berusaha menjelaskan strategi akuntasi yang dilakukan dia dan berusaha mendapat dukungan dari para dewan, namun gagal. Pada tanggal 24 Juni, komite audit meminta Sullivan dan Myers untuk mengundurkan diri sebelum rapat dewan direksi hari berikutnya jika tidak ingin diberhentikan. Sedangkan Sullivan enggan mengundurkan diri, sehingga dipecat.
Pada hari berikutnya WorldCom mengumumkan kenyataan keadaan keuangan perusahaan mereka keluar. Akhirnya seluruh dunia mengetahui kalau perusahaan ini telah memalsukan pendapatannya sebanyak 3,8 miliar dolar US. Perusahaan WorldCom kemudian menyatakan dirinya pailit. Kebangkrutan WorldCom merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika pada saat itu dengan nilai asetnya sebesar 103,9 miliar dolar US. Ebbers akhirnya diganjar penjara selama 25 tahun karena terbukti ikut terlibat dalam penipuan pelaporan akutansi. Sedangkan Sullivan sendiri dikenakan hukuman 5 tahun penjara.
Peristiwa ini membuktikan sebuah perusahaan yang dari luar terlihat normal sebenarnya bisa saja merupakan sebuah ilusi yang menyesatkan para pemegang saham. Umumnya ilusi yang dipancarkan oleh perusahaan ini tidak lain adalah laporan keuangan yang dipalsukan.


Sumber :
http://www.computesta.com/blog/2012/05/worldcom-kebangkrutan-besar-yang-penuh-skandal/#.VHuXL9JCfhA

ENRON CORPORATION

ENRON CORPORATION

Enron Corporation didirikan pada tahun 1985. Enron Corporation adalah sebuah perusahaanenergi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron merupakan perusahaan yang didirikan dari hasil merger antara perusahaan Houston Natural Gas (HNG) dan InterNorth sebuah perusahaan pemipaan di Nebraska
Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi.
Pada tahun tahun awal, Enron merupakan perusahaan pipa gas alam yang strategi bisnis utamanya terlibat masuk kedalam kontrak-kontrak menghantarkan jumlah spesifik dari gas alam kepada bisnis-bisnis atau kegunaan melebihi satu jangka waktu yang diberikan. Pada tahun 1989 Enron memulai perdagangan komoditas gas alam. Dengan deregulasi pasar tenaga lisitrik pada awal tahun 90-an -satu perubahan untuk mana pegawai senior dilobi – Enron berubah dengan cepat dari suatu bisnis kompensional yang menghantarkan energi kepada bisnis ekonomi baru yang terlibat dalam makelar atau perantara energi masa depan yang spekulatif. Enron bertindak sebagai perantara dengan memasuki kontrak dengan pembeli dan penjual energi, beruntung pada selisih harga. Enron memulai pemasaran listrik di Amerika serikat pada tahun 1994, dan memasuki pasar energi Eropa pada tahun 1995.
Enron melanjutkan untuk ekspansi bisnis kepada yang lebih komplek dengan menawarkan bermacam-macam varietas sebuah pemeriksa keuangan dan kontrak kepada pelanggan. Instrumen keuangan ini telah dibentuk untuk melindungi resiko pelanggan, termasuk peristiwa seperti perubahan suku bunga dan perubahan iklim. Volume transaksi keterlibatan pada “ ekonomi baru” ini tipe instrumen berkembang cepat dan melebihi sebenarnya volume atas kontrak biasa melebihi pengiriman atas komoditas fisik, seperti gas murni untuk pelanggan. Jaminan yang Enron kelola resikonya terhubung pada instrumen “ekonomi baru” ini, perusahaan menyewa banyak tenaga yang ahli di bidang matematika, fisika, meteorologi, dan ekonomi.

Jatuhnya Bisnis Enron

Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002. Tentu saja kebangkrutan ini menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Bangkrutnya Enron dianggap bukan lagi semata-mata sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan seperti:
·         Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada tahun 2001 sebelum kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata tiba-tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.

·         Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal sebelumnya pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh karenanya banyak pihak yang mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis dan ekonomi terkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business Week.
Kejatuhan Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama "special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang istimewa. Enron mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang mereka biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Lalu mengapa Enron berminat untuk berpartisipasi dalam partnership dimana Enron menyumbang 97% dari modal?
Ternyata secara hukum perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership ini harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir tahunan dari induk perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum dengan keberadaan operasi tersebut.
Enron membiayai dengan "meminjamkan" saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya mengadakan transaksi dengan dirinya sendiri.
Entah Enron berubah menjadi tamat atau kreativitas mereka semakin menjadi-jadi, Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership-partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron
melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak 650 juta dolar AS.

Kesalahan Enron
Keberanian akuntan-akuntan Andersen untuk menyetujui sistem pembukuan terpisah dari Enron tidak berarti banyak bila Congress menyetujui pemisahan divisi "akunting/auditing" dan "konsultasi" yang diterapkan oleh Lima Besar. Proposal pemisahan ini sudah diajukan oleh bekas ketua komisi sekuritas dan perdagangan Amerika (Securities and Exchange Commission) Arthur Levitt pada tahun 1999. Proposal itu ditolak mentah-mentah oleh anggota Congress yang menerima bantuan finansial selama kampanye mereka dari Wall Street dan Lima Besar. Bantuan finansial itu ternyata masih dalam limit yang legal. Dengan demikian, Congress bisa bekerja lebih adil bila ada peraturan lebih ketat dalam penerimaan bantuan kampanye dari perusahaan dan industri. Hal ini juga berlaku untuk Gedung Putih. Walaupun sampai saat ini belum ada bukti keterlibatan Gedung Putih dengan kehancuran Enron, jumlah uang kontribusi yang sangat besar dari Enron untuk sebuah partai atau seorang calon politikus, cukup menarik kecurigaan dari publik. 
Satu hal yang harus disadari oleh setiap orang di seluruh dunia ialah kebijakan untuk mengambil makna dari fiasko besar ini. Walaupun skandal Enron menyeret hampir seluruh jajaran institusi terkemuka Amerika, kita tetap harus memiliki keyakinan (faith) bahwa masih lebih banyak orang Amerika dan instituti-institusinya yang berpijak pada hukum dan norma yang ada.

Penyebab Bangkrutnya Enron
Dalam proses pengusutan pennyebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Hal ini tentunya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dengan trik-trik manipulasi yang tinggi dan tentu saja orang-orang ini merupakan orang bayaran dari mulai analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.
Skandal ini semakin rumit dengan adanya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucurangan dana politik dari perusahaan ini.Bahkan tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
            Salah satu faktor yang menjadi sebab kehancuran Enron adalah permainan manajemen laba yang sangat merugikan bagi perusahaan tersebut. Dalam hal ini Enron melakukan kecurangan dalam perhitungan laba, Enron melakukan penggelembungan pendapatan (mark up) sebesar US$ 600 juta dan menyembunyikan utangnya sebesar US$ 1,2 Miliar. Hal ini justru membuat Enron bangkrut karena tidak dapat memenuhi kewajibannya sehingga banyak pihak yang dirugikan.


Enron adalah contoh dari bisnis yang dibangun berdasarkan ilusi (House of cards). Hampir seluruhnya terbuat dari kebohongan satu ditutupi dengan kebohongan yang lain. Sayangnya, banyak pihak yang rela ikut berpartisipasi dalam drama besar ini karena mereka tahu bila kebohongan itu sudah terlalu besar dan melibatkan hampir setiap orang, maka tidak ada pihak lain yang terlihat "tidak berdusta." Dengan singkat, kisah Enron bisa diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari eksekutif perusahaan dan kehausan kekuasaan dari para politikus.
Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.



Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Enron