Jumat, 08 Mei 2015

MANUSIA GEROBAK (KEMISKINAN DI IBU KOTA JAKARTA, INDONESIA)

Manusia Gerobak adalah fenomena yang lazim dijumpai di jalan-jalan kota Jakarta. Manusia gerobak hidup bebas di jalanan, kolong jembatan, areal pasar, pertokoan, terminal dan stasiun. Mereka tidak memiliki akses pendidikan, kesehatan, air bersih dan tempat tinggal yang layak. Bahkan mereka juga sering dieksploitasi. Manusia gerobak merupakan sebuah kisah nyata kemiskinan ibu kota yang membutuhkan perhatian multipihak.
Disebut manusia gerobak karena gerobak adalah ciri khas mereka. Gerobak yang mereka bawa kesana-kemari fungsinya tidak hanya untuk menampung barang bekas dari hasil memulung, namun gerobak itu juga dipakai untuk menyimpan kebutuhan sehari-hari dan tempat untuk tidur. Gerobak merupakan rumah untuk mereka.

Kita bisa melihat video berikut ini, yaitu tentang manusia gerobak yang berada di ibu kota, Jakarta:

Dari video tersebut, bisa kita lihat bahwa Rina, yang merantau dari Lampung untuk mengadu nasib ke Jakarta. Ia tinggal di gerobak bersama putranya. Dan contoh manusia gerobak lainnya yaitu Wagiran, yang berasal dari Semarang (Jawa Tengah). Pekerja Wagiran dulu adalah seorang pesuruh kantor. Namun, sejak diberhentikan sebagai pesuruh kantor, Wagiran menetapkan diri untuk tinggal di gerobak dan mencari uang dengan gerobaknya tersebut. Seperti mencari barang bekas yang bisa dia jual kembali.
Itulah dua contoh manusia gerobak yang ada di Jakarta. Masih banyak sekali manusia-manusia gerobak lainnya. Lalu, bagaimana pemerintah menanggapi tentang maraknya manusia gerobak yang masih banyak sekali berkeliaran di Ibu Kota?
Banyak sekali upaya pemerintah untuk membantu manusia gerobak ini untuk menjalani hidup yang lebih baik. Seperti memulangkan manusia gerobak ini ke kampong halamannya masing-masing. Tetapi, upaya tersebut tidaklah 100% berhasil. Karena masih banyak manusia gerobak tersebut kembali lagi ke Jakarta.
Upaya lainnya yang pemerintah lakukan adalah menampung manusia-manusia gerobak tersebut di Panti/Yayasan Sosial. Dan cara ini lumayan berhasil membuat manusia gerobak untuk tinggal di Yayasan Sosial. Yayasan-yayasan Sosial tersebut juga tidak hanya untuk menampung manusia gerobak untuk tinggal disana saja, tetapi ada beberapa Yayasan Sosial yang memberi pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan pendampingan anak dan remaja dan menyalurkan donasi pihak ketiga kepada keluarga manusia gerobak. Contohnya seperti Yayasan Gema Nusantara, Yayasan Bakti Nurul Iman, Yayasan Rumah Singgah Ciliwung, Yayasan Pelita dan Yayasan Kenari memiliki program khusus untuk Manusia gerobak.
            Itulah beberapa hal tentang manusia gerobak yang masih banyak terdapat di Jakarta. Banyak sekali upaya pemerintah untuk menangani masalah terhadap manusia gerobak tersebut. Apalagi keberadaan manusia gerobak tersebut juga merupakan dampak dari tidak meratanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


 
Sumber :
http://www.indonesiafightpoverty.com/2014/03/19/manusia-gebobak-kisah-nyata-kemiskinan-ibu-kota/
https://www.youtube.com/watch?v=kAcqHuDPiLk

0 komentar:

Posting Komentar